POTENSI LIMBAH KULIT NANAS DENGAN PATI TAPIOKA PADA PEMBUATAN EDIBLE FILM

Sebagian besar kulit buah nanas yang sudah tidak dimanfaatkan dibuang di tempat sampah atau menjadi limbah. Namun ternyata kulit buah nanas memiliki kandungan pektin sebesar 8,3% yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar atau campuran dalam pembuatan edible film. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu ekstraksi kulit buah nanas terhadap perolehan pektin, serta mengetahui tekstur yang dihasilkan dalam pembuatan edible film menggunakan gliserol. Proses yang digunakan dalam pengolahan kulit buah nanas sampai menjadi edible film melalui 3 tahap yaitu pretreatment kulit buah nanas, ekstraksi pektin dari
kulit buah nanas, dan pembuatan edible film. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu ekstraksi, maka massa pektin yang diperoleh semakin besar. Tetapi pada waktu ekstraksi 150 menit pada suhu 100°C, massa pektin yang diperoleh semakin menurun. Hal ini disebabkan semakin lama waktu ekstraksi, maka pektin yang diperoleh akan terhidrolisis sampai menjadi asam pektat. Massa pektin maksimum diperoleh pada waktu ekstraksi 125 menit dengan suhu 100°C sebesar 8,985 gram. Hasil uji kuat tarik edible film terbaik diperoleh pada suhu ekstraksi 70°C selama 150 menit sebesar 34,898 N/mm2, yaitu semakin tinggi suhu ekstraksi, semakin cepat tercapainya proses gelatinisasi dan semakin besar kuat tarik yang diperoleh. Hasil uji kemuluran atau elongasi edible film terbaik diperoleh pada suhu ekstraksi 40°C selama 150 menit. Hasil uji organoleptik yang diperoleh yaitu produk edible film dari kulit buah nanas banyak disukai oleh panelis baik dari segi rasa, tekstur, dan warna, tetapi dari segi aroma sebagian besar panelis menilai biasa.
========================================================================================================================
Most of the pineapple peels that are no longer used are thrown in the trash or become waste. However, it turns out that pineapple peel has a pectin content of 8.3% which is used as a base ingredient or mixture in making edible films. The purpose of this study is to determine the effect of temperature and time of pineapple peel extraction on pectin acquisition, as well as to determine the texture produced in the manufacture of edible film using glycerol. The process
used in processing pineapple peels to become edible films goes through 3 stages, namely pineapple peel pretreatment, pectin extraction from pineapple peels, and edible film making. The results of this study show that the longer the extraction time, the greater the pectin mass obtained. But at 150 minutes of extraction time at 100°C, the pectin mass obtained decreases further. This is because the longer the extraction time, the obtained pectin will be hydrolyzed
until it becomes pectic acid. The maximum pectin mass was obtained at an extraction time of 125 min at a temperature of 100°C of 8,985 grams. The best edible film tensile strength test results were obtained at an extraction temperature of 70°C for 150 minutes of 34,898 N/mm2,
i.e. the higher the extraction temperature, the faster the gelatinization process is achieved and the greater the tensile strength obtained. The best results of the edible film elongation test were obtained at an extraction temperature of 40°C for 150 minutes. The results of the organoleptic test obtained are edible film products from pineapple peels that are widely liked by the panelists both in terms of taste, texture, and color, but in terms of aroma, most of the panelists considered ordinary.