IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TO EXPLORE STUDENTS’ CRITICAL THINKING SKILLS IN SMA AVISENA JABON

Pembelajaran Kurikulum Merdeka merupakan penyesuaian kebijakan yang bertujuan untuk merebut kembali esensi penilaian yang sering diabaikan. Salah satu kompetensi utama yang disoroti dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 dan selaras dengan Kurikulum Merdeka adalah pengembangan keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis ini telah menjadi perhatian khusus di tingkat Sekolah Menengah Atas. Kurangnya keterampilan berpikir kritis, terutama dalam merumuskan argumen dan membuat keputusan, dapat menjadi hambatan dalam mencapai pemahaman yang mendalam, terutama pada materi teks eksposisi analitis. Peneliti mencatat bahwa beberapa siswa masih membutuhkan lebih banyak dukungan dalam mengembangkan
keterampilan ini, yang mendorong urgensi penelitian ini sebagai upaya untuk memperdalam pemahaman dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif seperti Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi PBL dan menjelajahi keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data termasuk observasi, dokumentasi, dan tes. Penelitian ini berfokus pada lembar observasi dan hasil tes siswa. Hasil observasi sebagian besar dilakukan oleh peneliti dan pengamat, yaitu hasil lembar observasi yang berisi penerapan PBL untuk mengeksplorasi keterampilan berpikir kritis siswa termasuk mendefinisikan masalah, mencari informasi, dan bekerja dalam kelompok untuk mengembangkan. Peneliti menggunakan pengumpulan data dengan 6 pertanyaan, yang mengandung 6 indikator berpikir kritis. Peneliti menemukan 13 aktivitas yang menerapkan PBL untuk mengeksplorasi keterampilan berpikir kritis siswa dan 2 indikator yang sering muncul dalam hasil tes siswa seperti Focus dan Reason. Hal ini menunjukkan bahwa proses PBL ini mendukung kekuatan aktif siswa di kelas dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
========================================================================================================================
The Merdeka Curriculum represents a policy adjustment aimed at reclaiming the often-overlooked essence of assessment. A key competency highlighted in the Minister of Education and Culture Regulation Number 20 of 2016 and aligned with the Merdeka Curriculum is the development of critical thinking skills. This critical thinking skill has become a particular concern for senior high school. A lack of critical thinking skills, especially in formulating arguments and making decisions, can be an obstacle to achieving in-depth understanding, particularly in analytical exposition text material. Researcher noted that some students still need more support in developing these skills, which drives the urgency of this research as an effort to deepen understanding and develop more effective learning methods such as Problem Based Learning. The aim to describe implementation of PBL and in order to explore students’ critical thinking skills. This study is descriptive qualitative research. This research uses data collection techniques including observation, documentation, and test. The research focuses on observation sheets and students’ test results. The results of observations are predominantly carried out by researcher and observer, namely the results of the observation sheet which contains the application of PBL to explore students' critical thinking skills including
defining problems, seeking information, and working in groups to develop. Researcher use data collection using 6 questions, which contain 6 indicators of critical thinking. Researcher find 13 activities implementing PBL to explore
students’ critical thinking skills and 2 indicators that often appear in students’ test results such as Focus and Reason. It show that this PBL process support students' active power in class and improves students' critical thinking skills.