IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI KELAS IV SDN NGINGAS WARU

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Kelas IV SDN Ngingas Waru dengan fokus pada tiga aspek utama: pembelajaran berdiferensiasi, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan komunitas belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi diterapkan dengan baik, guru menyediakan materi yang bervariasi, menggunakan berbagai metode pengajaran, dan memanfaatkan teknologi. Proyek P5 telah berhasil diintegrasikan dalam mata pelajaran dengan menekankan nilai-nilai Pancasila melalui proyek kebersihan lingkungan dan seni budaya. Komunitas belajar dilaksanakan dengan pengelompokan peserta didik berdasarkan minat dan kemampuan, pelatihan kepemimpinan, serta proyek kolaboratif yang mendukung keterlibatan aktif peserta didik. Namun, terdapat beberapa problematika dalam penerapan kurikulum, seperti tantangan dalam penyediaan materi dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, keterbatasan teknologi, pemahaman guru, minat peserta didik, serta keterbatasan sumber daya. Kesulitan dalam pengelompokan peserta didik dan koordinasi proyek
juga menjadi masalah. Untuk mengatasi masalah ini, disarankan pengembangan bank soal dan materi yang bervariasi, pelatihan berkelanjutan untuk guru, serta investasi dalam infrastruktur teknologi. Pelatihan khusus bagi guru, kegiatan pembelajaran interaktif, dan pemanfaatan sumber daya lokal juga diperlukan untuk mendukung pelaksanaan proyek P5. Selain itu, penilaian awal yang fleksibel, pelatihan kepemimpinan untuk peserta didik, dan pelatihan tambahan untuk guru dalam fasilitasi dan mentoring akan meningkatkan efektivitas komunitas belajar.
========================================================================================================================
This study aims to evaluate the implementation of the Merdeka Belajar Curriculum in the fourth grade at SDN Ngingas Waru, focusing on three main aspects: differentiated learning, the Project for Strengthening Pancasila Student
Profiles (P5), and learning communities. The method used in this research is qualitative, utilizing interview, observation, and documentation techniques. The research findings indicate that differentiated learning has been effectively implemented, with teachers providing varied materials, employing diverse teaching methods, and utilizing technology. The P5 project has been successfully integrated
into subjects by emphasizing Pancasila values through environmental cleanliness and cultural arts projects. The learning community is conducted by grouping students based on interests and abilities, leadership training, and collaborative projects that support active student participation. However, there are several challenges in
curriculum implementation, such as difficulties in providing materials with varying levels of difficulty, technological limitations, teachers' understanding, students' interest, and resource constraints. Challenges in student grouping and project coordination also pose issues. To address these challenges, the development of a diverse question bank and materials, continuous teacher training, and investment in
technological infrastructure are recommended. Special training for teachers, interactive learning activities, and the utilization of local resources are also needed to support the P5 project implementation. Additionally, flexible initial assessments, leadership training for students, and additional training for teachers in facilitation and mentoring will enhance the effectiveness of the learning community.